it's been a long time ....
karena beberapa hari ini sedang ramai #10yearschallenge saya berpikir apa yang saya lakukan 10 tahun lalu... 2009, saya mahasiswi Unpar, tertanam di gereja lokal ECC. Hobi selfie, hobi jalan-jalan, dan hobi nulis blog.
Ya, saya biasa menuangkan curahan hati di blog.
tapi 6 tahun bekerja di Jakarta membuat saya lupa bagaimana cara menulis.
pagi bangun - kerja - malam tidur karena kecapean.
tapi ga sesimple itu sih.. kalau lihat draft tulisan, saya sempat beberapa kali menulis singkat tentang beberapa peristiwa namun ga pernah saya post karena saya pikir. ah ini kayanya sedih dan merana banget.
tapi, saya rasa kehidupan di negara berkembang saat ini lebih memperlihatkan kemudahan, keasyikan, hidup happy-happy aja, dan jarang yang cerita soal beratnya hidup .. soal perjuangan.. soal mencari jati diri dan bagaimana keluar dari kebiasaan buruk ..
intinya, SEMUA YANG DIPOST YANG BAGUS-BAGUS AJA. ya itu saya juga sih, hahaha
cuma beberapa orang yang tau kalau saya hidup ga pernah ga berjuang.
pasti berjuang. kan ada ya yang lahir hidupnya langsung damai, semua ada, enak deh pokonya..
but everyone has their own fights.
OK, let's move.. 2019, HERE I COME..
tahun 2018, adalah tahun terindah dalam hidup saya ..
memiliki suami, yang saya idam-idamkan dan doakan.. (Mencintai Tuhan, bisa melayani bareng, tapi paham politik)
Yes, He is my Ariasa Hadibroto Supit.. my complete package from Jesus.
Juli Menikah
Oktober saya dinyatakan hamil..
Rasanya......... ga bisa saya utarakan.. saya merasakan ada kehidupan indah sedang dibentuk dalam tubuh saya..
Itu cerita indahnya.. semoga dengan penjelasan sesingkat itu Anda merasakan kebahagiaan saya dan suami yang akan menunggu kedatangan anak pertama kami.
Tapi, sekali lagi.. Tuhan mungkin menunjuk saya sebagai pejuang di bumi.
semenjak menikah - hamil 17 minggu hari ini saya tetap berjuang.
Ari memiliki sekolah teologi, dan di bulan Agustus saya memutuskan membentuk organ relawan (ini juga kesepakatan Ari dan saya).
Setelah menikah, uang tabungan saya dan Ari banyak terkuras untuk menggelar pesta pernikahan impian saya. hahaha bukan impian Ari karena dia sih ikut saja dan hanya memantau istrinya mengatur semua mulai dari EO, Dekor, Videography, Undangan dll..
so masuk kehidupan rumah tangga, kami hidup dengan start baru.
Saya dipenuhi angan-angan, renovasi rumah, membeli mobil baru, dll..
TAPI APA YANG TERJADI?
Ari yang setiap bulan harus menggelontorkan uangnya sendiri untuk menjalankan sekolah sering kehabisan akal bagaimana mendapatkan dana lebih. Sekolah Teologi jauh dari Sekolah biasa yang menghasilkan profit, kami mensubsidi lebih dari 40 anak dari berbagai daerah.
Menggaji dosen, setiap bulan kami harus menghabiskan more than 50 untuk STT.
tapi kami masih mampu, karena ada tabungan.
Organ Relawan, ah saya pikir hal mudah.
ternyata, membangun relawan pakai uang :( bukan hanya kata-kata penyemangat untuk berkampanye.
kami pun merogoh tabungan cukup dalam untuk organ relawan ini.
Kerap kali saya berdebat bahkan ribut dengan suami saya hanya karena relawan yang kami bentuk. Kenapa? Karena kami belum memiliki donatur, alias memakai uang pribadi kami. yang seharusnya untuk renovasi rumah, yang seharusnya untuk mobil baru. :(((
Tapi kami jalani.
Kami percaya kalau Tuhan bawa saya ke sebuah keadaan, dari masa ke masa saya tidak pernah dipermalukan.
Perjuangan demi perjuangan membuat hati saya makin berat.
Tapi di depan semua orang saya bersemangat, Ketua Umum harus tegar.
bahkan saya melakukan deklarasi saat baru tahu hamil.
Rasanya ingin tidur saja di rumah karena saat itu saya mual sekali.
........
tibalah kami di bulan Desember, bulan yang aku nantikan karena aku sudah menyiapkan liburan ke Amerika.. namun itu pun harus batal karena dokter melarang saya pergi dengan alasan kandungan masih rentan.
ok ... saya menerima berita tersebut demi kebaikan anak kami.
di bulan Desember pula, Ari sudah mengatakan pada saya bahwa butuh 30 juta untuk STT. Kami terdiam, sebenarnya kami masih punya tabungan untuk itu. Namun sebagai Menteri Keuangan saya katakan kita tidak bisa mengambil uang tsb karena kami persiapkan untuk anak kami, dan beberapa kebutuhan masa depan.
hari pun berlalu.
hanya berlalu 1 hari.
malam itu di kamar, saya sedang menonton.
Lalu, ari menceritakan...
bahwa ada seseorang yang tiba2 datang ke kantornya lalu
mengatakan ..
"Tuhan suruh saya kasih ini ke Pak Pendeta..."
mungkin Anda sering mendengar cerita spt ini.
tapi buat saya...
biasanya Tuhan ga seblak-blak an itu..
Biasa nya ketika saya perlu, saya dapat job MC banyak
saya dapat perjalanan dinas dll.
tapi kali ini, DIA SUNGGUH BLAK-BLAK AN.
di Musim yang baru ini, saya membayangkan ...
kami berdua ada di sebuah hutan, yang kami ga tau harus beli makanan di mana, kami ga tau kalau mau minum harus kemana. Tapi Tuhan kasih langsung pada kami.
Saya membayangkan Dia ingin kami mengolah berkat tersebut menjadi berkat-berkat lain bagi banyak orang.
Berkat dari orang tersebut tidak bertahan lama, karena nominalnya pas dengan yang diperlukan Ari untuk sekolah Ari.
Tapi saya yakin, kita ada di dunia ini untuk menjadi "saluran berkat" bukan ember berkat.
saluran itu terus mengalir .. tidak ada air yang bertahan lama dalam saluran.
dia terus mengalirkan air-air baru kepada yang memerlukan.
Itulah tugas kami di New Season ini..
Kami sudah sangat bersyukur, telah dipertemukan.
Kami sudah sangat bersyukur telah dipercayakan (bayi dalam kandunganku)
Kami sudah sangat bersyukur telah banyak menerima hal-hal yang kami bahkan tidak bisa bayangkan sebelumnya.
kesempatan demi kesempatan yang belum tentu kami dapat jika kami memendam berkat tersebut.
Masuklah kepada Musim yang baru, maka semuanya Dijadikan baru.
Beranilah menuju kesana,
Ada gandum dan madu yang tidak akan pernah habis kalau kita Percaya..
Have a blessed 2019!