Wednesday, January 16, 2019

NEW SEASON

Hello again ...
it's been a long time ....
karena beberapa hari ini sedang ramai #10yearschallenge saya berpikir apa yang saya lakukan 10 tahun lalu... 2009, saya mahasiswi Unpar, tertanam di gereja lokal ECC. Hobi selfie, hobi jalan-jalan, dan hobi nulis blog. 
Ya, saya biasa menuangkan curahan hati di blog. 

tapi 6 tahun bekerja di Jakarta membuat saya lupa bagaimana cara menulis. 
pagi bangun - kerja - malam tidur karena kecapean.
tapi ga sesimple itu sih.. kalau lihat draft tulisan, saya sempat beberapa kali menulis singkat tentang beberapa peristiwa namun ga pernah saya post karena saya pikir. ah ini kayanya sedih dan merana banget. 
tapi, saya rasa kehidupan di negara berkembang saat ini lebih memperlihatkan kemudahan, keasyikan, hidup happy-happy aja, dan jarang yang cerita soal beratnya hidup .. soal perjuangan.. soal mencari jati diri dan bagaimana keluar dari kebiasaan buruk ..

intinya, SEMUA YANG DIPOST YANG BAGUS-BAGUS AJA. ya itu saya juga sih, hahaha
cuma beberapa orang yang tau kalau saya hidup ga pernah ga berjuang. 
pasti berjuang. kan ada ya yang lahir hidupnya langsung damai, semua ada, enak deh pokonya.. 


but everyone has their own fights. 

OK, let's move.. 2019, HERE I COME.. 
tahun 2018, adalah tahun terindah dalam hidup saya .. 
memiliki suami, yang saya idam-idamkan dan doakan.. (Mencintai Tuhan, bisa melayani bareng, tapi paham politik)
Yes, He is my Ariasa Hadibroto Supit.. my complete package from Jesus. 
Juli Menikah
Oktober saya dinyatakan hamil..
Rasanya......... ga bisa saya utarakan.. saya merasakan ada kehidupan indah sedang dibentuk dalam tubuh saya.. 
Itu cerita indahnya.. semoga dengan penjelasan sesingkat itu Anda merasakan kebahagiaan saya dan suami yang akan menunggu kedatangan anak pertama kami. 

Tapi, sekali lagi.. Tuhan mungkin menunjuk saya sebagai pejuang di bumi.
semenjak menikah - hamil 17 minggu hari ini saya tetap berjuang. 

Ari memiliki sekolah teologi, dan di bulan Agustus saya memutuskan membentuk organ relawan (ini juga kesepakatan Ari dan saya).
Setelah menikah, uang tabungan saya dan Ari banyak terkuras untuk menggelar pesta pernikahan impian saya. hahaha bukan impian Ari karena dia sih ikut saja dan hanya memantau istrinya mengatur semua mulai dari EO, Dekor, Videography, Undangan dll..

so masuk kehidupan rumah tangga, kami hidup dengan start baru. 
Saya dipenuhi angan-angan, renovasi rumah, membeli mobil baru, dll..

TAPI APA YANG TERJADI?

Ari yang setiap bulan harus menggelontorkan uangnya sendiri untuk menjalankan sekolah sering kehabisan akal bagaimana mendapatkan dana lebih. Sekolah Teologi jauh dari Sekolah biasa yang menghasilkan profit, kami mensubsidi lebih dari 40 anak dari berbagai daerah. 
Menggaji dosen, setiap bulan kami harus menghabiskan more than 50 untuk STT.
tapi kami masih mampu, karena ada tabungan.

Organ Relawan, ah saya pikir hal mudah. 
ternyata, membangun relawan pakai uang :( bukan hanya kata-kata penyemangat untuk berkampanye.
kami pun merogoh tabungan cukup dalam untuk organ relawan ini.
Kerap kali saya berdebat bahkan ribut dengan suami saya hanya karena relawan yang kami bentuk. Kenapa? Karena kami belum memiliki donatur, alias memakai uang pribadi kami. yang seharusnya untuk renovasi rumah, yang seharusnya untuk mobil baru. :(((

Tapi kami jalani. 
Kami percaya kalau Tuhan bawa saya ke sebuah keadaan, dari masa ke masa saya tidak pernah dipermalukan.

Perjuangan demi perjuangan membuat hati saya makin berat.
Tapi di depan semua orang saya bersemangat, Ketua Umum harus tegar. 
bahkan saya melakukan deklarasi saat baru tahu hamil. 
Rasanya ingin tidur saja di rumah karena saat itu saya mual sekali.

........
tibalah kami di bulan Desember, bulan yang aku nantikan karena aku sudah menyiapkan liburan ke Amerika.. namun itu pun harus batal karena dokter melarang saya pergi dengan alasan kandungan masih rentan. 

ok ... saya menerima berita tersebut demi kebaikan anak kami. 
di bulan Desember pula, Ari sudah mengatakan pada saya bahwa butuh 30 juta untuk STT. Kami terdiam, sebenarnya kami masih punya tabungan untuk itu. Namun sebagai Menteri Keuangan saya katakan kita tidak bisa mengambil uang tsb karena kami persiapkan untuk anak kami, dan beberapa kebutuhan masa depan. 
hari pun berlalu. 
hanya berlalu 1 hari.
malam itu di kamar, saya sedang menonton. 
Lalu, ari menceritakan...

bahwa ada seseorang yang tiba2 datang ke kantornya lalu
mengatakan ..
"Tuhan suruh saya kasih ini ke Pak Pendeta..."

mungkin Anda sering mendengar cerita spt ini.
tapi buat saya...
biasanya Tuhan ga seblak-blak an itu.. 
Biasa nya ketika saya perlu, saya dapat job MC banyak
saya dapat perjalanan dinas dll.
tapi kali ini, DIA SUNGGUH BLAK-BLAK AN.

di Musim yang baru ini, saya membayangkan ...
kami berdua ada di sebuah hutan, yang kami ga tau harus beli makanan di mana, kami ga tau kalau mau minum harus kemana. Tapi Tuhan kasih langsung pada kami. 
Saya membayangkan Dia ingin kami mengolah berkat tersebut menjadi berkat-berkat lain bagi banyak orang. 
Berkat dari orang tersebut tidak bertahan lama, karena nominalnya pas dengan yang diperlukan Ari untuk sekolah Ari. 
Tapi saya yakin, kita ada di dunia ini untuk menjadi "saluran berkat" bukan ember berkat.
saluran itu terus mengalir .. tidak ada air yang bertahan lama dalam saluran.
dia terus mengalirkan air-air baru kepada yang memerlukan. 

Itulah tugas kami di New Season ini..
Kami sudah sangat bersyukur, telah dipertemukan.
Kami sudah sangat bersyukur telah dipercayakan (bayi dalam kandunganku)
Kami sudah sangat bersyukur telah banyak menerima hal-hal yang kami bahkan tidak bisa bayangkan sebelumnya. 
kesempatan demi kesempatan yang belum tentu kami dapat jika kami memendam berkat tersebut. 


Masuklah kepada Musim yang baru, maka semuanya Dijadikan baru. 
Beranilah menuju kesana,
Ada gandum dan madu yang tidak akan pernah habis kalau kita Percaya..
Have a blessed 2019!







Monday, January 2, 2017

Bahasa Pemersatu 2017

Hello 2017.. Saya Nike Yosephine, yang agak sibuk dengan beragam aktivitas kantoran kembali tertarik untuk menulis karena tersentak oleh kalimat di buku “Politik Bahasa Penguasa” karya Fathur Rokhman dan Surahmat.
Dalam buku tersebut ditulis seperti ini “ADA nasihat Machiavelli yang tampaknya begitu berguna bagi para penguasa, baik dulu maupun kini. “Penguasa,” katanya “tidak perlu memiliki semua kualitas yang bagus, tetapi perlu untuk dianggap berkualitas.

Pasti, yang ada dibenak kita saat ini adalah, sederhananya sebut saja itu sebuah pencitraan? Tidak perlu keren, yang penting dianggap keren. Paham maksudnya ya. Tapi bagi saya pencitraan bukanlah kata yang dilahirkan untuk mendapatkan konotasi negatif. Pencitraan itu baik, bila dilakukan sesuai dengan apa yang dikerjakan. Tujuan pencitraan yang baik adalah membangkitkan semangat yang sama; membangun sesuatu yang baik.

Namun sayangnya, di era yang sudah serba digital ini masyarakat Indonesia khususnya melakukan pencitraan-pencitraan yang kebanyakan membangkitkan iri dengki, kepalsuan alias fake, dan bahasa yang berbeda dengan realitanya.

Kembali lagi ke nasihat Machiavelli tadi, rasanya sangat relevan dengan apa yang menjadi sorotan Presiden Jokowi menutup akhir tahun 2016.  Dalam Rapat Terbatas (29/12/2016) membahas Antisipasi Perkembangan Media Sosial Presiden menyatakan “Media Sosial harus dikembangkan ke arah hal-hal yang produktif, mendorong kreativitas, dan inovasi, dan peningkatan masyarakat kita.” Kenapa ini menjadi sorotan, karena Presiden melihat bahwa di media sosial kita saat ini telah banyak BAHASA yang menjelma menjadi informasi yang meresahkan, mengadu domba dan memecah belah.

Penguasa yang disebut Machiavelli tadi bagi saya bisa direfleksikan sebagai penguasa akun-akun media sosial yang saat ini telah mengabaikan kualitas bagus, tapi hanya ingin “dianggap berkualitas” dan akhirnya menggunakan alat yakni bahasa yang dirangkai sedemikian rupa, dipoles sana sini seolah benar adanya, namun bertujuan untuk mendominasi pikiran pembaca.

Sadar atau tidak sadar, BAHASA memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Dalam setiap aktivitas, manusia memanfaatkan bahasa, baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun bahasa gambar, bahasa photography, dan lain sebagainya.

Saya berikan contoh sederhana saja di media sosial. Sebagai Generasi Y (generasi yang lahir di tahun 90an) dan Generasi milenial (generasi yang lahir di tahun 2000an) bahasa itu penting sekali. Bila ingin mengunggah sebuah foto saja di instagram, mungkin beberapa orang membutuhkan waktu untuk :
  1.  Mengedit foto tersebut (brightness/ kecerahan dari foto dinaikkan supaya foto tidak terlihat gelap. Contras, saturation, etc. Pasti familiar kan dengan istilah-istilah itu). Ini kita sebut mengatur “BAHASA GAMBAR”.
  2. Banyaknya aplikasi dan canggihnya teknologi memungkinkan orang mengedit ‘wajah, tubuh bahkan warna kulit’ mereka. Kalau pipi nya kurang tirus, ada aplikasi meniruskan pipi. Kalau badannya kurang kurus, ada aplikasi menguruskan badan, dsb. Namun aplikasi ini banyak disalahgunakan orang sampai muncul diberita seorang laki-laki tertipu karena wajah asli sang wanita tak sama dengan yang ada di foto. Tolong untuk tidak terinspirasi melakukan hal serupa hehehe.
  3. Yang ketiga adalah menulis caption alias judul. Perlu waktu lama untuk memikirkan rangkaian bahasa untuk foto tersebut, sampai akhirnya muncul kalimat “caption nya apa ya?” tidak semua mungkin mengalaminya tapi saya yakin ada yang sedang senyum-senyum merasa hal yang sama ketika akan memposting foto ke akun media sosial Anda. Mari kita sebut ini “BAHASA TULISAN”


Sepenting itu bahasa bagi kami (Gen Y dan Generasi Milenial). Tapi rasanya sepenting itu pula bahasa bagi seluruh generasi. Berapa pun umur Anda, Anda ingin menyampaikan sesuatu kan lewat BAHASA.

Apa yang keluar dari mulutmu, itu yang ada di pikiranmu dan ada di hatimu. Jadi jika seseorang mengeluarkan bahasa yang provokatif, apa yang ada di hatinya dan dipikirannya pun pastilah kegundahan, kekecewaan dan keinginan untuk mendapat dukungan provokasi. Namun jika di hati kita ada kedamaian, dan keinginan untuk bersatu pastilah yang keluar dari akun-akun media sosial kita adalah sesuatu yang damai dan indah. Ingat, kritis boleh tapi tidak boleh memprovokasi.

Di awal tahun 2017 ini, saya menulis ini bukan karena merasa yang paling benar dan bijak menggunakan media sosial. Tapi keresahan Presiden Jokowi harusnya menjadi keresahan satu Indonesia. Dan apa yang menjadi urgensi Presiden seharusnya menjadi urgensi satu Indonesia.
WAKE UP INDONESIA! hashtag (#) yang setiap hari muncul di Twitter itu dilihat jutaan pasang mata di dunia Internasional dan hashtag yang muncul dari Indonesia kebanyakan berisi hashtag-hashtag yang bagi saya sudah sungguh memuakkan. Itulah yang orang di luar Indonesia pikir tentang kita.
Pak Jokowi sudah bersemangat membangun nation branding Indonesia, Pak Arief Yahya tak kalah gencar mempromosikan pariwisata Indonesia dalam rangkaian membangun nation branding, namun apakah kita tega merusaknya hanya dengan sebuah hashtag (#) ..?
Rethinking before you post it! Dan Rethinking after you read it.

 – Nike Yosephine, Corporate Communication PT Telkom Indonesia -


Friday, August 26, 2016

Mabuk Gamalama



Setelah Indihome Run Makassar,  Pak Dian Rachmawan langsung terbang ke Ternate bersama Pak Firdaus, Pak Dedi, Pak Rusli, Pak Anug dan Nike tentunya.

Di pesawat pun pose nya tetap Triple Play. Curiga pas tidur juga salam Triple Play ya Pak Anug?
Pak Firdaus berfoto dengan salah satu personil JKT48 hahaha 



DAN TIBALAH KAMI DI BUMI MOLOKU KIE RAHA.. 
Sejauh mata memandang terhampar pulau yang cantik dan menyejukkan mata kami sang pendatang dari Ibukota.

Kota Ternate merupakan kota kepulauan yang memiliki luas wilayah 547,736 km², dengan 8 pulau. Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau, dan Pulau Tifure merupakan lima pulau yang berpenduduk, sedangkan terdapat tiga pulau lain seperti Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida merupakan pulau berukuran kecil yang tidak berpenghuni.
Pak Aristo dan Pak Harry sebagai Tuan Rumah TR7 beserta tim langsung menyambut rombongan Dircons dengan paket lengkap. Makan siang di Restorant Floridas Resto yang terletak di Jl. Raya Ngade/Laguna, Ternate. Bukan sekedar mengenyangkan perut, namun mata kami pun dimanjakan dengan pemandangan indah seperti ini.

Indahnya Pulau Maitara dan Tidore yang menjadi latar dari Floridas Resto.  Tak lupa saya jepret dengan Lukisan Pulau Maitara dan Tidore yang ada pada uang seribu.. Biar afdol hihihi #genYhabit






Puas menyantap masakan khas Maluku Utara.. Papeda, Ikan bakar tanpa bumbu yang segar disantap dengan sambal dabu-dabu mentah dan Ikan kakap kuah kuning yang menambah tenaga. 
Kami SIAP lanjut ke Witel Ternate, Maluku Utara. Let's go!




Pak Dian ngemil Bagea sebelum memberikan arahan pada teman2 Witel Ternate.. yum~

 HOLA!

 SEMANGAT PAGE PAGE PAGE!

 Pak Firdaus ngetawain apa sih? hahaha

 Pak Aristo serius memberikan Opening Speech.. wow!





Setelah memberikan Fire Briefing, Pak Dian blusukan ke plasa Telkom dan juga wifi.id corner..

karena Pak Dian merupakan Direksi pertama yang berkunjung ke witel Maluku Utara, langsung diajak wefie wefie deh.. 

berfoto bersama GenY
berfoto bersama GenX - tra Ordinary

berfoto bersama TA ^^



 NKRI HARGA MATI! 



bersiap ke Hotel Bella 

Next Day - Pak Dian Beserta seluruh team bertemu dengan Komisi VI DPR RI

Alhamdullilah Telkom mendapat apresiasi dari Ketua Komisi VI dan seluruh anggota. Ada beberapa catatan juga terkait sinergi BUMN dan juga kinerja Telkom di Maluku Utara. But overall, it was an amazing day.. we did it so good. Pak Dian membangun silahturahmi dengan seluruh Anggota DPR dengan cara yang berbeda sehingga diharapkan ke depan hubungan Telkom dengan Pemerintah dalam hal ini legislatif dapat terbina dengan baik dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.





Pak Dian beserta Tim Consumer melanjutkan perjalanan ke Timika - Papua. Sementara Tim RMU dan juga Corcomm stay sampai besok ( ga ada yang punya firasat apa-apa hanya terpikir mau ssekalian nyebrang ke Tidore) hahaha

Pak Harry mengajak Pak Henry beserta rombongan RMU, dan juga Nike untuk menyebrang ke Pulau Tidore.

Ini dia keseruan kami sebelum menghadapi hari esok yang "kalo tau gitu pulangnya malam ini aja ya bapak2" hahaha #youknowwhatImean


 "Tunggu kami Tidore" 


 di sini : ada yang sibuk cari Pokemon, sibuk foto, sibuk fotoin orang (Syafu) hahaha

 pengarah gaya : Pak Slamet





menikmati pemandangan sore di Tidore sambil mendapat Petuah dari Pak Henry 


singgah di witel Tidore.. saatnya cari makan malam




Pak Chris, Pak Arief, Pak Harry dan Pak Henry saja yang sadar kamera, sisanya sibuk makan. Lapeeeerrrr.....


sedari sampai Tidore, Pak Henry memang sudah ingin berhenti untuk mencicipi duren khas Tidore..
namun benar kalimat save the best for last. Duren Tidore ini enaaaaaaaaakkkk banget.. Pilihlah ukuran durian yang kecil, karena kebanyakan malah yang kecil lah yang memiliki daging durian dengan rasa yang enak. Dan meski berwarna pucat, namun rasa durian Tidore ini manis sekali. Wajib coba!



malam itu, kekenyangan durian, tidur nyenyak dan ..................

keesokan harinya.....


sekitar pukul 6 pagi WIT.. Gunung Gamalama terlihat batuk-batuk..


Bandara Sultan Babullah pun ditutup sampai waktu yang tidak jelas.
Setalah melalui diskusi dan pertimbangan panjang.. Pak Henry memutuskan untuk naik kapal ke Manado dan naik pesawat dari Manado

and here we go.. Para pengungsi bahagia ..

meskipun sudah tahu akan berada di dalam kapal 13-14 jam, tetap foto2 be happy no worries..





buat saya ini pertama kalinya saya tidur di deck kapal, seru dan pengalaman yang tidak terlupakan.
di sini pak Slamet benar-benar hebat menjaga teritori Telkom.


jadi, kalau ada orang asing duduk di deck salah satu orang Telkom, dimarahin deh sama Pak Slamet. hahaha good job Pak!

dan ternyata seluruh anggota DPR Komisi VI juga memutuskan untuk naik kapal yang sama menuju ke Manado.


setelah 14 jam kami pun tiba di Kota Manado, kami menuju ke Kantor Witel Manado di Jalan Supratman (cuma numpang ganti baju hehehe) dan sempat mencicipi nasi kuning khas Manado di RM Nasi Kuning Saroja




and finally we safely arrived at Sam Ratulanggi Int'l Airport - dan langsung terbang ke Jakarta ..

special thanks to all Pak Aristo, Pak Harry and all the team that make it happened.


Mengutip Kalimat VP RMU - Pak Henry Christiadi Kita harus menikmati setiap moment yang ada, dibawa enjoy aja Insya Allah semua akan diberi jalan yang mudah..

See you again in another trip!
-NY-